How are you, today? It's me.. welcome..

How are you, today? It's me.. welcome..
In Candi Borobudur

I think she's a strong people..

I think she's a strong people..

Sky, and technology

Sky, and technology

On Pasar Jum'at road, In my city

On Pasar Jum'at road, In my city

Sky, Technology, and Nature

Sky, Technology, and Nature

Page and page

Shin Dongho, naneun norul sarangheyo yeongwonhi...

Shin Dongho, naneun norul sarangheyo yeongwonhi...
He's name Shin Dong Ho, member from U-KISS, and I'm very loves him..

Selasa, Maret 23, 2010

Surat Malcolm X dari Arab Saudi untuk keluarga dan teman-temannya,

Surat Malcolm X dari Arab Saudi untuk keluarga dan teman-temannya,
“Tidak pernah,” tulis Malcolm X, “kujumpai karamahan setulus dan persaudaraan seerat seperti yang kulihat terjalin di antara laki-laki dan permpuan seerat seperti yang kulihat terjalin antara laki-laki dan permpuan dari semua ras di tanah suci ini, tempat lahir Ibrahim, Muhammad, dan para nabi lain pewarta kitab-kitab suci. Tidak pernah aku dihormati sebagaimana di sini. Tidak pernah aku merasa begitu rendah diri sekaligus bermartabat. Amerika perlu memahami Islam, karena ialah satu-satunya agama yang tidak memahami Islam, karena ialah satu-satunya agama yang itdak mengenal rasisme. Haji telah memaksaku untuk meninjau ulang pemikiran-pemikiranku, dan membuang kesi,pulan-kesinpulan yang telah kuambil. Sepanjang sebelas hari yang telah kulewati di sini, di dalam Dunia Muslim, aku makan dari piring yang sama, tidur di atas yang sama (atau karpet yang sama), akuaku menyembah Tuhan yang sama dengan para saudara seagama yang memiliki warna mata yang paling biru, rambut yang paling pirang, dan kulit yang paling putih. Dalam perkataan maupun perbuatan mereka, Muslim kulit “putih” samatulusnya dengan Muslim kulit “hitam” dari Afrika-orang Nigeria, Sudan, dan Ghana. Kami sungguh-sungguh merupakan saudara. Karena keimanan mereka pada satu Tuhan yang sama, mereka menyingkirkan semua pertimbangan ras dari pikiran, perbuatan, dan perilaku mereka. Sembari memperhatikan mereka, aku berpikir apabila orang-orang kulit putih Amerika mengakuai keesaan Tuhan, mereka mungkin bisa mengakui kesatuan manusia, dan berhenti bertikai, mencelakai orang lain, karena alasan warna kulit. Rasisme adalah penyakit kanker bangsa amerika. Orang-orang “Kristen” kulit putih dari bangsa kami seharusnya meninjau solusi Islami terhadap masalah ini; solusi yang telah banyak terbukti berhasil, dan yang mungkin dapat turun tangan dalam waktu yang tepat untuk menyelamatkan Amerika dari sebuah bencana yang semakin dekat. Bencana yang sama telah menimpa Jerman yang rasis dan berakhir dengan menghancurkan rakyat Jerman sendiri..”.
Ia menandatangani suratnya dengan nama Muslimnya: El-Hadj Malik el-Shabaz.
Sekembalinya ke Amerika, Malcolm X berencana untuk mengajukan Amerika Serikat ke pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena politik rasis, kekerasan, dan segregasionisnya. Dia juga menwarkan diri untuk bergabung dengan Martin Luther King dan dengan para pemimpin sukarelawan, kulit hitam maupun kulit putih, yang ingin memperjuangkan kesetaraan hak-hak sipil. Tetapi pada Minggu 21 Februari 1965, di satu pertemuan di Harlem, dia terhempas oleh 16 peluru revolver. Malcolm X meninggal pada umur 39 tahun.

Di kutip dari:Qu’ Allah benisse la France!, Abd al Malik, Mizan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar